Gubernur menaruh harapan besar pada petugas penagih pajak
Dengan
kondisi perekonomian yang melambat dan belum sepenuhnya pulih, baik secara
nasional maupun internasional, Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo mengharapkan
peran penting dari petugas penagih pajak Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur. Harapan ini disampaikan oleh Dr. H. Soekarwo
dalam malam peringatan Hari Ulang Tahun
ke-53 Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur, Jumat (9/10/2015) di kantor Dipenda
Jatim, Jl. Manyar Kertoarjo no. 1 Surabaya.
Dr. H. Soekarwo mengharapkan," oleh sebab itu, harapan saya pada petugas Dipenda Jatim, nagih pajak
menjadi bagian penting, karena dalam accrual basic , tunggakan menjadi bagian
yang harus diambil Dipenda".
Gubernur mengingatkan dari tunggakan pajak sebesar satu
triliun rupiah, bila menagih pajaknya dengan bagus maka tunggakan itu bisa
dicairkan. Dengan tersenyum, Gubenur
mengatakan," mungkin pada tahun
depan diberi penghargaan siapa penagih pajak yang terbanyak, karena inisiatif
menagih pajak menjadi model baru untuk mengisi kekurangan kas. Nanti yang
nagihnya bagus akan diundang ke kantor Gubernur, disuguhi rawon dan lodeh
pe".
Meski merasakan ulang tahun ke-53 Dipenda Jatim kali ini
dalam suasana yang prihatin, tapi mantan Kepala Dipenda Jatim ini optimis tahun
masih ada harapan, bahkan Dr. H. Soekarwo memberikan semangat pada pegawai
Dipenda Jatim," Memang orang Jatim,
petugas lapangannya luar biasa, durung nagih
saja sudah luar biasa. yakinlah yang sampeyan tagihkan itu merupakan bagian dalam kehidupan Indonesia".
Gubernur juga menyampaikan perkembangan baru pelayan
publik sekarang bukan saja pada aspek tehnologi saja tapi juga meletakkan orang
(person) dalam proses pelayanan
publik. Gubernur yang akrab disapa dengan panggilan Pakde Karwo ini
menjelaskan," saya setuju ATM Samsat
kita dorong menjadi Top 9 pelayanan Publik di Indonesia dan masuk dalam kompetisi dunia, tapi mumpung
belum dalam penilaian internasional, bagaimana orang menjadi bagian penting
dalam proses ATM itu". Kerja sama
dengan Samsat dan jasa raharja tempat mengekspresikan dan saling mendukung .
Oleh karena itu hubungan antara PAD, pelayanan publik, koordinasi, inovasi dan
kualitas SDM tidak bisa dipisahkan. Gubernur mencontohkan Kediri
yang mendapatkan penghargaan dalam lomba inovasi pelayanan publik yang diadakan
oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi birokrasi karena
mendatangi wajib pajak. Bukan semata-mata menjemput pajaknya, tapi karena ada inisiatif kemanusiaan yang
menjadi bagian penting. "Karena
sebaik apapun tehnologinya, man behind the gun-nya menjadi bagian penting dalam
proses itu", tegas Pakde Karwo.
Dr. H. Soekarwo juga menjelaskan sedikit masalah
perlambatan ekonomi yang terjadi secara global maupun regional. Namun krisis
yang terjadi bukan menjadi alasan untuk tidak bisa menagih pajak. Dengan
berpatokan pada Indeks Tendensi Konsumen di jawa Timur yang bagus, Pakde Karwo
menyatakan Jatim naik pada saat krisis sehingga menagih pajak tetap bisa
dilakukan. Sementara itu menyinggung
mengenai perekonomian domestik, Gubernur optimis tahun depan perekonomian Jawa
Timur akan tetap tumbuh. Karena dari data Indeks daya saing Provinsi Jatim
menampati peringat dua setelah DKI. Kemudian peringkat berikutnya diikuti
Kalimantan Timur, Jabar, Jateng, DIY, Banten, Kalsel, Kepulauan Riau, Riau
daratan, dan Sulsel. Meski Jawa Timur menempati posiisi ke dua di bawah DKI,
namun untuk investasi, Jawa Timur lebih unggul. Hal ini dilihat dari tiga
parameter yaitu barang lebih murah, kualitas barang lebih baik dan
distribusinya cepat.

Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Bobby
Soemiarsono, SH.,M.Si dalam laporannya menyampaikan peringatan HUT ke-53 ini
mengambil tema ”Dengan Gerakan Ayo Kerja, Dipenda Jatim
Siap Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Timur ”.
Tema ini mengandung makna bahwa melalui semangat dan dedikasi serta kerja keras, kita memantapkan
peran Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur sebagai kontributor utama dalam
pemungutan PAD bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sebagai bagian untuk
mewujudkan masyarakat Jawa Timur yang lebih mandiri dan lebih sejahtera. Untuk
itu, Kinerja Peningkatan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hendaknya
dilaksanakan secara professional sesuai dengan tugas pokok Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Timur dalam pemungutan pajak daerah melalui pelayanan terbaik
kepada seluruh masyarakat Jawa Timur.
Dr. Soeparjono, mantan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi
Jawa Timur mewakili Intan Sejati atau Ikatan Mantan Pegawai Dipenda Jatim dalam
sambutannya menyampaikan Intan Sejati berkomitmen untuk selalu membantu kantor
yang kita banggakan ini dengan senantiasa mengajak dan mendorong masyarakat,
dimana kita berada untuk senantiasa melaksanakan kewajibannya dalam pembayaran
Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dengan harapan
untuk bisa sedikit memberi dukungan dan semangat teman-teman yang masih aktif
dalam melaksanakan penagihan pajak, memang kami sudah purna namun semangat
perjuangan untuk lembaga ini tidak akan pernah berubah dan terkikis oleh
waktu.
Dalam
kesempatan itu Gubernur menyerahkan penghargaan kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Dipenda Jatim yang kinerjanya selama
setahun terakhir meningkat, yaitu UPTD Ponorogo sebagai juara I, UPTD Malang
Utara dan Batu sebagai Juara II, dan UPTD Jember sebagai Juara III. Sedangkan Ibu Nina Soekarwo
menyerahkan penghargaan kepada pemenang
lomba tertib administrasi Dharma Wanita Persatuan (DWP), yaitu DWP UPTD
Bojonegoro sebagai juara I, DWP UPTD Surabaya Timur sebagai juara II dan DWP
UPTD Banyuwangi sebagai juara III.
Dalam resepsi yang dihadiri oleh pegawai aktif dan
pegawai purna tugas Dipenda Jatim ini, dihadiri juga Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Dr.
Akhmad Sukardi, mantan Kepala Dipenda Jatim antara lain Drs. Dyatmiko
Soemodihardjo,SH, Dr. Soeparjono, dan I Made Sutarya,SH,M.Si.
Pakde dan Bude Karwo didampingi oleh Sekdaprov Jatim
serta Kadispenda Jatim beserta ibu juga melakukan pengundian doorprice enam buah sepeda motor, yang
salah satunya diraih oleh Moch. Machsun, staf sub bag keuangan Dipenda Jatim. Resepsi ini diawali dengan tari “Bedhoyo Menembah" dan diakhiri dengan sendra tari yang
mengambil lakon “Makriya, Mawangun Praja”
dan hiburan Kartolo.
Sumber : http://www.dipendajatim.go.id